Selasa, 28 Mei 2013

Sekilas Kegiatan












PENDAFTARAN CALON ANGGOTA BARU ANGKATAN V SAKA WANA BAKTI KALIMANTAN SELATAN




FORMULIR A,B,C,D BISA DI DOWNLOAD DISINI :
https://drive.google.com/folderview?id=0BzDZ_Pj_rW8VSnlMbXdTUXZRak0&usp=sharing
PETUNJUK TEKHNIS CALON ANGGOTA
PRASAWABA KALIMANTAN SELATAN ANGKATAN V TAHUN 2013

       I.            KETENTUAN UMUM
1.  Setiap Gugus Depan Pramuka Penggalang yang berpangkalan di SMP / MTS hanya mempelajari materi dan praktek tentang Gerakan Pramuka Saka Wana Bakti Kalimantan Selatan dan tidak terikat sebagai kepengurusan;
2.      Pramuka Penegak yang berpangkalan di SMA/SMK/MA
3.      Masyarakat umum Yang berusia 18 Th Keatas ( KULIAHAN / BEKERJA )

    II.            KHUSUS
1.      CALON ANGGOTA
a.       Membuat Surat Ijin Orang Tua / Wali yang ditulis tangan pada kertas HVS bergaris oleh calon anggota masing-masing yang bertanda tangan Orang Tua / Wali yang bersangkutan; ( contoh terlampir formulir A );
b.      Membawa blangko formulir A, B, C, D yang telah di isi lengkap dan ditanda tangani;
c.       Menyerahkan pas foto berwarna berpakaian seragam pramuka background “Biru”, ukuran 3X4 dan 2X3 Sebanyak 2 lembar;
d.      Foto Copy Kartu Pelajar ( pelajar sekolah );
e.       Membawa buku Syarat Kecakapan Umum ( SKU ) sesuai dengan tingkatannya bagi penegang Bantara / Laksana;
f.       Semua Berkas di masuk kan dalam Stofmap Warnah “merah” bagi Penegak Warna “biru” bagi Penggalang.

 III.            KETENTUAN LAIN-LAIN
1.    Sanggup mematuhi dan menjalankan Tata Adat Istiadat yang berlaku di Saka Wana Bakti Kalimantan Selatan dan Gerakan Pramuka;
2.      Setiap calon anggota wajib mengikuti tahap-tahapan kegiatan test tertulis maupun lisan;
3. Bersedia mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Saka Wana Bakti Kalimantan Selatan mau pun dari luar Ke-Sakaan;
4.   Bersedia dan sanggup menjalani ikatan latihan selama 2 (dua) Tahun penuh setelah dilantik menjadi anggota resmi Saka Wana Bakti Kalimantan Selatan;
5.      Bersedia membayar iuran wajib anggota sebesar Rp. 1.000,- setiap minggu latihan.

 IV.            PENDAFTARAN DAN INFORMASI
1.      PENDAFTARAN
a.   Pendaftaran dibuka sejak diterimanya Edaran ini, Gelombang Pertama : 1 Juni 2013 S/D 6 Juli 2013. Gelombang Kedua : 06 Juli 2013 S/D 24 Agustus 2013;
b.      Tempat Pendaftaran
-          SANGGAR KERJA SAKA WANA BAKTI KALIMANTAN SELATAN ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan, Jalan Sungai Ulin Kotak Pos 1048 Banjarbaru 707714 ) SETIAP HARI SABTU JAM 14:30-17:00;
-         

   SETIAP HARI 24 JAM NON STOP SIAP MELAYANI PENDAFTARAN DAN BERTANYA
 
TELPON ATAU SMS
Kak. Nur Asiah Jamil     : 089666257191
Kak. Rina Arianti           : 082357274231
Kak. Ryan                       : 087815152088

c.        Bagi calon anggota pada saat pendaftaran menyerahkan seluruh berkas administrasi :
Ø  Surat Ijin (dipensasi) Orang Tua/ Wali;
Ø  Formulir pendaftaran A, B, C, D;
Ø  Menyerahkan pas foto ukuran 3X4 dan 2X3 sebanyak 2 lembar;
Ø  Foto Copy Kartu Pelajar sebanyak 1 lembar;
Ø  Buku SKU sesuai dengan tingkatan
2.      INFORMASI
Informasi yang perlu ditanyakan dapat langsung datang ke Sanggar Kerja Saka Wana Bakti Kalimantan Selatan ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan ) Atau dapat menghubungi :
           
Kak. Nur Asiah Jamil           : 089666257191
Kak. Rina Arianti                 : 082357274231
Kak. Ryan                             : 087815152088

Banjarbaru : 27 Mei 2013
Hormat Kami
Panitia Calon Anggota
Saka Wana Bakti Kalimantan Selatan

Ketua Pelaksana


Rina Arianti
NRA.SWB-IV-025-IV-K.23

Sekretaris Pelaksana


Nur Asiah Jamil
NRA.SWB-III-009-IV-K.23


Ketua Umum
Dewan Kerja Saka


Yovan Maulana
NRA.SWBII-004-IV-K.23



SAKA WANA BAKTI KALIMANTAN SELATAN

Satuan Karya Wanabakti










Pengertian 
1.      Wana adalah suatu lapangan yang cukup luas, bertumbuhan kayu, bamboo dan/atau palem yang bersama-sama dengan tanahnya, beserta segala isinya baik berupa nabati maupun alam hewani, secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup yang mempunyai kemampuan untuk memberikan manfaat-manfaat produksi, perlindungan dan manfaat-manfaat lainnya secara lestari.
2.      Wanabakti adalah kegiatan bakti yang berkaitan dengan masalah pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
3.      Saka Wanabakti adalah salah satu jenis Satuan Karya Pramuka tempat meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para Pramuka Penegak dan Pandega, serta sabagai wadah penanaman rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Tujuan
Tujuan pembentukan Saka Wanabakti adalah untuk memberi wadah pendidikan di bidang Kehutanan kepada anggota Gerakan Pramuka terutama para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, agar mereka dapat membantu, membina dan mengembangkan kegiatan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, melaksanakan secara nyata, produktif dan berguna bagi Pramuka Penegak dan Pandega sebagai baktinya terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Sasaran
Sasaran kegiatan Saka Wanabakti adalah agar para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega:
1.      Memiliki rasa cinta dan tanggungjawab terhadap hutan dengan segala isi dan kekayaan yang terkandung di dalamnya, serta kesadaran untuk memelihara dan melestarikanya.
2.      Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan dibidang kehutanan yang dapat mengembangkan pribadinya.
3.      Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi segala tantangan hidup dalam hutan dengan tetap memperhatikan  keamanan dan kelestarian hutan.
4.      Memiliki disiplin dan tanggungjawab yang lebih mantap untuk memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
5.      Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatanSaka Wanabkti secara positif, berdayaguna dan tepat guna, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna bagi pribadinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
6.      Mampu menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan kecakapannya kepada Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang serta anggota lainnya.
Struktur Organisasi
1.      Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari gugus-gugus depan yang mempunyai minat di bidang kehutan dihimpun untukmembentuk Saka Wanabakti.
2.      Di tiap ranting di bentuk satu Saka Wanabakti putera dan satu Saka Wanabakti puteri secara terpisah, jumlah anggotanya tidak terbatas.
3.      Saka Wanabakti terdiri dari 4 Krida : Krida Tata Wana, Krida Reksa Wana, Krida Bina Wana,  Krida Guna Wana
4.      Tiap Krida Wanabakti baranggotakan 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu Saka Wanabakti dimungkinkan adanya beberapa jenis krida yanga sama.
5.      Krida Saka Wanabakti diberi nama sesuai dengan jenis kegiatannya, jika terdapat dua krida atau lebih yang sejenis krida itu diberi tambahan nomor urut, misalnya krida Tata Wana I, Krida Tata Wana II
6.      Saka Wanabakti puteri di bina oleh Pamong Saka puteri dan Saka Wanabakti putera oleh Pamong Saka putera serta dibantu oleh instruktur.
7.      Jumlah Pamong Saka di tiap Saka putera maupu puteri 1 sampai 3 orang yang dibantu oleh instruktur yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
8.      Pengurus Saka disebut Dewan Saka terdiri dari Ketua, wakil Ketua, SekretarisI, II dan Bendahara.
9.      Tiap Krida dipimpin dan dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu seorang Wakil Pemimpin Krida.
10.  Saka Wanabakti dipimpin dan dibina oleh Kwartir Ranting, dibantu oleh Dewan Kerja Penegak dan Pandega Ranting.
11.  Latihan dan kegiatan Saka Wanabakti dilaksanakan di tingkat ranting dan cabang, sedang kegiatannya dapat pula dilaksanakan di tingkat daerah dan nasional.
Pimpinan Saka Wanabakti
Dalam usaha meningkatkan pembinaan dan pengembangan Saka Wanabakti dibentuk Pimpinan Saka Wanabakti yang anggotanya terdiri dari unsur kwartir dan unsur Departemen Kehutanan serta unsur lainnya yang berminat dan ada kaitannya dengan Saka Wanabakti.
1.      Di tingkat nasional dibentuk Pimpinan Saka Wanabakti Nasional
2.      Di tingkat daerah dibentuk pimpinan Saka Wanabakti daerah
3.      Di tingkat cabang dibentuk pimpinan Saka Wana Bakti cabang.
Anggota
1.      Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
2.      Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka dan instruktur tetap.
3.      Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 20 sampai 25 tahun.
Peminat
Peminat Saka Wanabakti terdiri dari para Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang.
Syarat anggota
1.      Membuat pernyataan tertulis secara sukarela untuk menjadi anggota Saka Wanabakti.
2.      Untuk calon anggota Gerakan Pramuka dan Pramuka Penegak, serta Pramuka Pandega, mendapat izin tertulis dari orang tua/wali, Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepannya.
3.      Sehat jasmani dan rohani.
4.      Sanggup mentaati semua peraturan yang berlaku.

Hak dan Kewajiban
1.      Aggota mempunyai hak suara, hak pilih dan hak mengikuti semua kegiatan Saka Wanabakti.
2.      Kewajiban anggota ialah :  menjaga nama baik Gerakan Pramuka di Sakanya,  mengikuti dengan rajin semua kegiatan Sakanya,   menerapkan dan mengembangkan keterampilannya dalam kegiatan yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat,  menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilannya di bidang kehutanan kepada anggota Gerakan Pramuka di gugusdepan dalam rangka membantu pencapaian syarat kecakapan khusus (SKK),  membayar iuran dan mentaati segala peraturan Sakanya.
3.      Pamong Saka mempunyai kewajiban untuk : Melaksanakan pembinaan dan mengembangkan Saka dengan sistem among, secara berdayaguna dan tepatguna dan penuh tanggungjawab, Menjadi seorang kakak, pendamping, serta pembangkit semangat dan daya kreasi bagi anggota Sakanya,    meningkatkan secara terus menerus pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilannya melalui pendidikan, terutama yang menyangkut bidang kegiatan Saka Wanabakti, mengenal setiap anggota Saka beserta keluarganya mengenai kebutuhan, situasi dan kondisinya,   mengadakan hubungan dan kerjasama yang baik dengan Mabiran, Mabisa, para Pamong Saka lainnya, para Instruktur Saka dan gugusdepan-gugusdepan tempat asal anggota Sakanya, Pamong Saka bertanggungjawab kepada Kwarran.
4.      Instruktur mempunyai kewajiban: membantu Pamong Saka yang bersangkutan, melaksanakan pendidikan dan kegiatan kesakaan menurut kridanya,   mengusulkan kepada Pembina Pramuka yang bersangkutan untuk memberi TKK kepada anggotanya yang telah memenuhi syarat SKK yang telah ditempuhnya.
5.      Pimpinan Saka Nasional, Daerah, dan Cabang mempunyai kewajiban:  Memberi saran dan memikirkan kegiatan Saka Wanabakti kepada kwartir yang bersangkutan,  Mengusahakan fasilitas dan dana untuk kegiatan Saka Wanabakti baik untuk pendidikan maupun kegiatan operasional.
Jenis  Kegiatan
Untuk memperoleh keterampilan di bidang kehutanan sehingga memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, Saka Wanabakti mengadakan kegiatan yang meliputi :
1.      Bidang Kehutanan secara umum yang menunjang program  pembangunan nasional dibidang kehutanan.
2.      Bidang kegiatan kehutanan yang dituangkan dalam jenis krida.
3.      Bakti kepada masyarakat dalam rangka pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup khususnya pelestarian hutan, tanah dan air.
Bentuk Kegiatan
1.      Latihan rutin, yang dilaksanakan di luar hari latihan gugus depannya.
2.      Perkemahan bakti dan kegiatan bakti lainnya sesuai dengan program operasionalnya.
3.      Lomba pelestarian lingkungan hidup di daerah maupun di tingkat nasional.
4.      Lintas alam dalam bentuk pendakian gunung, penjelajahan hutan dan daerah aliraan sungai.
5.      Survei dan penelitian.
6.      Prestasipelaksanaan kegiatan Sakan Wanabakti dinyatakan dengan memberikan TKK yang akan di atur dalam petunjuk terssendiri.
Sifat Kegiatan
1.      Dalam melaksanakan semua kegiatan selalu menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dan berlandasakan pada system pamong.
2.      Setiap kegiatan harus didahului dengan pembuatan rencana dan di akhiri dengan membuat laporan, termasuk pertanggungjawaban keuangan.
Pengembangan
1.      Pelaksanaan kegiatan Saka Wanabakti dapat dikembangkan oleh Kwartir bearsama pimpinan Saka Wanabakti yang bersangkutan.
2.      Pengembangan tersebut tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.



Sarana dan perlengkapan
Dalam mengembangkan Saka Wanabakti, Kwartir bersama pimpinan Saka Wanabakti supaya:
1.      Mengusahakan adanya tempat latihan dan alat perlengkapan yang diperlukan.
2.      Mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi dan badan yang bergerak di bidang kegutan, pelestarian lingkungan hidup, dan sumberdaya alam.
Pembiayaan
Dana  yang digunakan untuk membiayai kegiatan Saka Wanabakti diperoleh dari :
1.      Iuran anggota Saka Wanabakti, yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah Saka setempat.
2.      Sokongan dan bantuan dari masyarakat yang tidak mengikat.
3.      Lain-lain sumber yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pram uka serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sumber :
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 05 tahun 1984
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Wanabakti






SKK & TKK Wanabakti Krida Bina wana untuk Pramuka S, G, T, D





1.      SKK & TKK Konservasi Tanah dan Air
Untuk Pramuka Tingkat Siaga
Untuk mencapai SKK Konservasi Tanah dan Air, maka seorang Pramuka Siaga harus :
1.      Mengenal beberapa kegiatan konservasi tanah dan air, dengan cara  terlebih dahulu diajak dan dibawa guru/instruktur/orang tuanya melihat beberapa kegiatan konservasi tanah dan air seperti : saluran pembuangan air, terasering, sumur resapan air.
2.      Mengenal tanah yang subur dan tanah yang tidak subur, dengan cara terlebih dahulu dibawa melihat dan diberi penjelasan perbedaan tanah subur dan tanah yang tidak subur oleh guru/pembina/instruktur.




Gambar TKK Konservasi Tanah dan Air untuk Pramuka Siaga :





Untuk Pramuka tingkat Penggalang
Untuk mencapai SKK Konservasi Tanah dan Air, maka seorang Pramuka Penggalang harus :
1.      Mengetahui arti konservasi tanah dan air untuk kehidupan, dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai : (a)  Fungsi tanah bagi kehidupan. (b) Fungsi air bagi kehidupan.
2.      Mengerti berbagai teknik konservasi tanah dan air, dengan terlebih dahulu  dibawa melihat dan dijelaskan tentang berbagai teknik konservasi tanah dan air  yaitu metode vegetasi, teknik sipil, dan kimiawi.
3.      Mengetahui tentang siklus air (hidrologi) dengan terlebih dahulu  diberikan penjelasan tentang siklus hidrologi mulai dari penguapan air laut-awan-hujan dan aliran, resapan air di bumi.
4.      Mengerti penyebab, macam dan bentuk erosi, dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan contoh tentang : (a)  Penyebab erosi oleh air dan angin. (b) Macam erosi, yaitu erosi geologi dan erosi dipercepat. (c)  Berutuk erosi, yaitu erosi percik, erosi permukaan, erosi parit dan erosi jurang.
5.      Pernah membantu usaha pencegahan erosi/banjir baik sendiri maupun bersama-sam, dengan cara diajak dan dibawa (sendiri maupun bersama-sama) membantu membersihkan selokan, melakukan penanaman di halaman rumahnya, sekolahan atau tempat-tempat lainnya.
Gambar TKK Konservasi Tanah dan Air untuk Pramuka Penggalang :





Untuk Pramuka tingkat  Penegak
Untuk mencapai SKK Konservasi Tanah dan Air, maka seorang Pramuka Penegak harus :
1.      Dapat membuat gambar perencanaan pencegahan erosi, dengan terlebih dahulu dilatih menggambar cara-cara pencegahan erosi pada kemiringan lahan usaha tani sesuai dengan kondisi kemiringan lahan.
2.      Mengetahui cara pengukuran besarnya erosi yang terjadi, dengan terlebih dahulu diberi penjelasan cara mengukur secara sederhana besarnya erosi yang terjadi.
3.      Pernah melaksanakan kegiatan konservasi tanah dan air baik sendiri maupun bersama-sama (minimal panjang teras 1 (satu) meter dan menanam pohon 10 (sepuluh) batang), dengan terlebih dahulu dilatih membuat teras, penghijauan lingkungan pada berbagai kesempatan latihan atau pada Kemah Bakti, Persami atau kegiatan lainnya.

Gambar TKK Konservasi Tanah dan Air untuk Pramuka Penegak  :











Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Konservasi Tanah dan Air, maka seorang Pandega harus :
1.      Mampu menjelaskan pentingnya konservasi tanah dan air dan hubungannya dengan kehidupan manusia, dengan terlebih dahulu dilatih untuk menjelaskan tentang pentingnya konservasi tanah dan air pada saat lomba di perkemahan bakti atau pada kegiatan lainnya.
2.      Mampu melaksanakan perencanaan teknik konservasi tanah dan air, dengan terlebih dahulu dilatih dan dijelaskan cara merencanakan pembuatan teras pada berbagai kemiringan tanah dan merencanakan pembuatan sumur resapan air.
3.      Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Konservasi Tanah dan Air.










Gambar TKK Konservasi Tanah dan Air untuk Pramuka Pandega :










2.      SKK &  TKK Perbenihan
Untuk Pramuka tingkat  Siaga
Untuk mencapai SKK Perbenihan, maka seorang Pramuka Siaga harus :
1.      Mengenal benih tanaman hutan dan sumbernya, dengan cara terlebih dahulu diceritakan tentang arti benih tanaman hutan dan sumbernya, penting bagi kelangsungan penanaman hutan.
2.      Dapat menyebutkan sedikitnya 3 (tiga) jenis benih tanaman hutan, dengan cara terlebih dahulu dikenalkan atau diperlihatkan jenis-jenis tanaman hutan dan ciri-cirinya.
3.      Mengetahui dan dapat memilih benih yang baik sebagai calon bibit, dengan cara terlebih dahulu dikenalkan atau diperlihatkan cara-cara memilih benih dengan mengenal ciri-ciri benih yang masak, baik dan yang buruk.
4.      Pernah melihat pelaksanaan pengunduhan/pemungutan/pemetikan buah untuk benih tanaman hutan sedikitnya 2 (dua) kali dengan cara diajak melihat cara pengunduhan/pemungutan/pemetikan dengan memanjat, mengait dan memangkas/menebang (disesuaikan dengan kondisi setempat). 

Gambar TKK Perbenihan, untuk  Pramuka Siaga :

Untuk Pramuka tingkat  Penggalang
Untuk mencapai SKK Perbenihan maka seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengerti manfaat benih tanaman hutan untuk penanaman dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan bahwa benih tanaman hutan penting bagi kelangsungan penanaman hutan dan dapat dijadikan mata pencaharian.
  2. Dapat menyebutkan sedikitnya 5 (lima) jenis nama daerah dan nama latin benih tanaman hutan dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan diperlihatkan contoh nama benih yang ada dan ciri-ciri benih tanaman hutan, nama daerah dan latinnya.
  3. Mengetahui macam-macam sumber benih tanaman hutan dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan melihat macam-macam sumber benih antara lain tegakan benih, areal pengumpul benih dan kebun benih.
  4. Mengikuti kegiatan sedikitnya 1 (satu) kali pengunduhan/pemungutan benih tanaman hutan dengan cara dibawa melakukan pengunduhan baik dengan mengumpulkan dari atas permukaan tanah, memanjat/memetik atau pangkas/tebang sesuai kondisi yang ada di sekitar tempat latihan.
Gambar TKK Perbenihan, untuk  Pramuka Penggalang:
Untuk Pramuka tingkat Penegak
Untuk mencapai SKK Perbenihan maka seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Mengerti penanganan benih dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan melihat cara penanganan, pengolahan benih, ekstraksi benih, pembersihan, seleksi, pengeringan, penyimpanan dan pengujian.
  2. Mengenal tegakan pohon induk (pohon plus) sebagai sumber benih, dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan dilatih mengenali ciri pohon induk yang baik dari bentuk, batang, cabang dan tajuknya.
  3. Mengikuti kegiatan cara pemeliharaan sumber benih tanaman hutan, dengan terlebih dahulu dibawa ke tempat pemeliharaan sumber benih dan dijelaskan sedikitnya 3 (tiga) cara pemeliharaan sumber benih antara lain pembersihan terhadap pembelukaran, penyulaman, pendangiran, mulching.
  4. Dapat melaksanakan pengunduhan/pemungutan benih tanaman hutan dengan baik, dengan terlebih dahulu dilatih melakukan pengunduhan/pemungutan buah dengan cara pengumpulan di atas permukaan tanah, memanjat/memetik dan bila mungkin memangkas/ menebang.
Gambar TKK Perbenihan, untuk  Pramuka Penegak :
Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Perbenihan maka seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mampu melakukan pengunduhan/pemungutan dan seleksi benih tanaman hutan dengan baik, dengan terlebih dahulu dilatih melakukan pengunduhan/pemungutan buah dan cara menyeleksi benih tanaman hutan dengan baik.
  2. Pernah melihat kegiatan pengujian benih dan dapat menceritakan kembali dengan benar dengan terlebih dahulu mengamati kegiatan pengujian benih dan menceritakan kembali dengan benar.
  3. Dapat menjelaskan peredaran benih tanaman hutan dengan terlebi dahulu diberikan penjelasan peraturan tentang peredaran benih di dalam negeri dan luar negeri.
  4. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Perbenihan.
Gambar TKK Perbenihan, untuk  Pramuka Pandega :
3. SKK & TKK Pembibitan
Untuk Pramuka tingkat Siaga
Untuk mencapai SKK Pembibitan maka seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal bibit tanaman hutan dengan cara diceritakan dan diberi pengenalan peran bibit tanaman hutan sebagai komponen pembentukan hutan tanaman secara sederhana.
  2. Dapat menyebutkan sedikitnya 3 (tiga) jenis bibit tanaman hutan dengan cara diajak mengenal beberapa jenis bibit tanaman hutan lengkap dengan ciri-cirinya sehingga dapat menyebutkan sedikitnya 3 (tiga) jenis bibit tanaman hutan yang ada disekitarnya.
  3. Pernah melihat pembibitan di persemaian dengan cara diajak oleh guru/Pembina/instruktur ke salah satu unit kegiatan pembibitan/persemaian tanaman hutan, dan dijelaskan tahapan produksi bibit.
Gambar TKK Pembibitan Pramuka Siaga :
Untuk Pramuka tingkat Penggalang
Untuk mencapai TKK Pembibitan, maka seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengerti manfaat bibit tanaman hutan bagi masyarakat, dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan sehingga mengetahui manfaat bibit tanaman hutan baik manfaat nyata (tangible benefit) maupun manfaat tidak nyata (intangible benefit) misalnya untuk bidang konservasi tanah dan air.
  2. Dapat menyebutkan sedikitnya 7 (tujuh) jenis bibit tanaman hutan dan mengenal ciri-cirinya dengan cara melihat dan diberi penjelasan mengenai berbagai macam jenis bibit tanaman hutan berikut ciri-cirinya yang menonjol dari masing-masing jenis tersebut.
  3. Mengetahui cara-cara perbanyakan bibit sedikitnya 2 (dua) cara dengan terlebih dahulu diajak mengenali cara perbanyakan bibit, sehingga dapat mengerti bahwa selain dari benih, bibit dapat juga diproduksi secara vegetatif antara lain: stek, cangkok.
  4. Membantu kegiatan pembibitan, baik sendiri maupun bersama-sama dengan cara diajak dan atau diikutkan pada kegiatan pembibitan, baik di lokasi proyek, milik rakyat, swasta dan lain-lain.
  5. Menyemaikan benih sedikitnya 3 (tiga) jenis dan dipelihara dalam waktu sekurang-kurangnya selama 2 (dua) minggu dengan cara dianjurkan melakukan pembibitan yang dilaksanakan di rumah Pramuka Penggalang setelah mendapat benih dari Pembina atau instruktur atau dengan mencari sendiri.
Gambar TKK Pembibitan Pramuka Penggalang :
Untuk Pramuka tingkat  Penegak
Untuk mencapai SKK Pembibitan maka seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Dapat menjelaskan tentang bibit berkualitas, dengan cara diberi penjelasan secara komprehensif tentang materi pembibitan sehingga dapat memahami dan menjelaskan pentingnya bibit yang berkualitas tinggi dalam pembentukan hutan tanaman.
  2. Dapat menjelaskan tahapan pembibitan, gangguan yang timbul dan cara menanggulanginya dengan cara terlebih dahulu dilatih dan diberiknn test/quiz secara lisan dan tertulis, sehingga dapat memberikan penjelasan tahapan kegiatan pembibitan, gangguan yang timbul dan cara penanggulangannya.
  3. Dapat melaksanakan metode perbanyakan bibit sedikitnya 2 (dua) macam, dengan cara terlebih dahulu dilatih mempraktekkan sendiri perbanyakan bibit sedikitnya dengan dua cara perbanyakan.
Gambar TKK Pembibitan untuk Pramuka Penegak :
 
Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Pembibitan maka seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mampu membibitkan sedikitnya 5 (lima) jenis bibit masing-masing 10 (sepuluh) batang dan memelihara sekurang-kurangnya 8 (delapan) minggu dengan terlebih dahulu mendapatkan penjelasan materi pembibitan secara komprehensif beserta praktek, peserta didik ditugaskan untuk melaksanakan p embibitan sedi-kitnya 5 (lima) jenis bibit tanaman hutan, masing-masing 10 (sepuluh) batang bibit dan pemeliharaannya sekurang-kurangnya 8 delapan minggu (56 hari).
  2. Mampu membuat Perencanaan Persemaian permanen dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan, peserta didik mampu membuat perencanaan persemaian permanen lengkap dengan analisis finansialnya (cukup salah satu metode produksi : polybag, pot-tray).
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pembibitan.
Gambar TKK Pembibitan Pramuka Pandega :
4.  SKK & TKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman
Untuk Pramuka tingkat Siaga
Untuk mencapai SKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal peralatan yang digunakan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman dengan terlebih dahulu ditunjukkan dan dikenalkan oleh guru/instruktur beberapa peralatan yang digunakan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman secara non mekanis, sehingga dapat menyebut beberapa alat tersebut.
  2. Mengenal cara-cara pemeliharaan tanaman dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan diajak melihat tentang pemeliharaan tanaman mulai dari penyiangan, pendangiran, dan penyulaman.
  3. Memelihara sekurang-kurangnya 1 (satu) pohon/tanaman di halaman rumahnya dengan terlebih dahulu diberi penjelasan manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia, sehingga mencintai dan memelihara tanaman di halaman rumahnya.
Gambar TKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pramuka Siaga :
Untuk Pramuka tingkat Penggalang
Untuk mencapai SKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengerti tahapan penanaman yaitu mengerti tahapan penanaman mulai dari pengolahan tanah, pembuatan lubang, pemupukan dan penanaman.
  2. Dapat menyebutkan sedikitnya 5 (lima) jenis tanaman hutan dengan terlebih dahulu dikenalkan dan dijelaskan ciri-ciri jenis tanaman hutan.
  3. Mengikuti kegiatan penanaman pohon mulai pembersihan lapangan, pembuatan lubang tanaman, dan penanaman dengan diikutkan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan reboisasi/penghijauan seperti Gerakan Sejuta Pohon, penghijauan kota dan lain-lain kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman.
  4. Mengikuti pemeliharaan hutan tanaman/penghijauan berupa pendangiran dan penyiangan dengan diajak mengikuti pemeliharaan tanaman/penghijauan berupa pendangiran dan penyiangan sebagai bagian dari kegiatan latihan.
Gambar TKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pramuka Penggalang :
Untuk Pramuka tingkat Penegak
Untuk mencapai SKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Dapat menjelaskan tahapan menanam tanaman dan pemeliharaan tanaman dengan terlebih dahulu diberi penjelasan tentang urutan kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman.
  2. Dapat merencanakan kebutuhan bibit untuk penanaman dengan terlebih dahulu dilatih menghitung kebutuhan bibit untuk jarak tanam dan luasan tertentu.
  3. Pernah melaksanakan penanaman pada kegiatan reboisasi/penghijauan yaitu kegiatan penanaman oleh peserta didik dapat dilakukan pada saat kemah bakti, gerakan sejuta pohon, penghijauan kota dan lain-lain.
  4. Pernah melaksanakan pemeliharaan tanaman reboisasi/penghijauan dengn terlebih dahulu diajak oleh instruktur/pembinanya dalam persami/kegiatan lainnya di lokasi proyek reboisasi, penghijau an, HTI, dalam kegiatan pemeliharaan tanaman hutan.
Gambar TKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pramuka Penegak :
Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mampu menjelaskan tuiuan reboisasi dan penghijauan dengan terlebih dahulu diberikan pengertian dan penjelasan arti dan tujuan reboisasi dan penghijauan sehingga dapat menjelaskan kembali.
  2. Mampu merencanakan kebutuhan bibit dan tata waktu penanaman dengan terlebih dahulu dilatih membuat perencanaan penanaman pada luasan lahan dan jarak tanam tertentu dengan jenis bibit tertentu berikut urutan tata waktunya.
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman.
Gambar TKK Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pramuka Pandega :
05. SKK & TKK Perlebahan
Untuk Pramuka tingkat  Siaga
Untuk mencapai SKK Perlebahan seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal lebah madu sebagai salah satu jenis serangga yang dapat dibudidayakan, dengan terlebih dahulu diceritakan dan dikenalkan pada Siaga sehingga dapat membedakan serangga lain dengan lebah madu sebagai salah satu serangga yang bermanfaat.
  2. Mengetahui kehidupan lebah madu menurut kasta-kastanya, dengan terlebih dahulu diceritakan bahwa dalam koloni lebah madu terdapat pembagian kasta atau status keluarga.
  3. Mengetahui manfaat langsung dan tidak langsung kegiatan perlebahan dengan terlebih dahulu diceritakan bahwa lebah madu dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, baik langsung maupun tidak langsung.
  4. Mengunjungi kegiatan perlebahan dengan diajak mengunjungi tempat atau lokasi apiari (kegiatan perlebahan) antara lain yang diusahakan petani/petrnak/apiari pramuka/sub centre perIebahan/Pusbahnas/pengusaha lebah.
Gambar TKK Perlebahan Pramuka Siaga  :
Untuk Pramuka tingkat Penggalang
Untuk mencapai SKK Perlebahan seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Dapat mengenal jenis-jenis lebah penghasil madu dengan terlebih dahulu dikenalkan jenis-jenis lebah penghasil madu di Indonesia yang biasa diusahakan baik jenis lokal (Apis cerena, Apis dorsata, Apis florea) dan Lebah Eropa (Apis mallifera).
  2. Mengetahui tentang bunga, nektar, dan pollen dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan bahwa bunga merupakan sumber pakan lebah yang mengandung nektar, pollen yang menjadi bahan madu.
  3. Mengetahui sedikitnya 10 (sepuluh) jenis tanaman pakan lebah dengan terlebih dahulu dikenalkan bahwa semua jenis tanaman yang berbunga merupakan sumber pakan lebah, yang jenisnya beraneka ragam dan tersebar di seluruh lndonesia.
  4. Mengetahui perbedaan antara lebah ratu, jantan dan pekerja dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang perbedaan antara lebah ratu, jantan, dan pekerja, baik ciri maupun peranannya masing-masing dalam koloni lebah
  5. Pernah membantu membuat kotak lebah  baik sendiri dan atau bersama-sama membantu peternak/kelompok tani dalam merancang dan sekaligus membuat kotak lebah.
Gambar TKK Perlebahan Pramuka Penggalang :
Untuk Pramuka tingkat Penegak
Untuk mencapai SKK Perlebahan seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Dapat menjelaskan manfaat kegiatan perlebahan dengan terlebih dahulu dilatih baik sendiri dan atau bersama-sama sehingga dapat memberi keterangan/informasi hal ikhwal yang berkaitan dengan kegiatan usaha budidaya perlebahan (penyuluhan/kegiatan lainnya).
  2. Dapat menjelaskan biologi lebah madu dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang kehidupan lebah madu antara lain sistematika, siklus hidup, peran dan tugas masing-masing lebah ratu, jantan dan pekerja.
  3. Memahami manfaat dan penggunaan peralatan dan perlengkapan petugas dalam budidaya lebah madu dengan ditugaskan secara sendiri maupun bersama-sama untuk melihat peragaan alat dan perlengkapan petugas perlebahan, manfaat dan cara-cara penggunaannya.
  4. Pernah mengikuti kegiatan usaha budidaya lebah madu dengan ditugaskan mengikuti usaha kegiatan perlebahan baik sendiri maupun bersama-sama dan membuat laporan secara tertulis atau lisan.
Gambar TKK Perlebahan untuk Pramuka Penegak  :
Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Perlebahan seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mampu membuat kotak lebah sesuai Persyaratan teknisnya.
  2. Mampu memperbanyak koloni dengan terlebih dahulu dilatih meningkatkan volume usaha dan koloni yang telah dimiliki serta usaha penanggulangan gangguan hama dan penyakit lebah.
  3. Mampu memindahkan/berburu lebah madu (jenis Apis cerena) dengan terlebih dahulu dilatih dan dibimbing memanfaatkan koloni lebah alam yang ada, sebelum memulai usaha budidaya lebah Eropa.
  4. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Perlebahan.
Gambar TKK Perlebahan untuk Pramuka Pandega  :
 06. SKK & TKK Budidaya Jamur
Untuk Pramuka tingkat Siaga
Untuk mencapai SKK Budidaya Jamur seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal 3 (tiga) macam jamur yang dapat dimakan dengan diceritakan dan dikenalkan ciri-ciri jamur yang dapat dimakan.
  2. Mengenal media untuk budidaya jamur dengan diceritakan dan dikenalkan dengan contoh-contoh bahwa jamur dapat tumbuh pada beberapa media seperti kayu lapuk, serbuk gergaji.
Gambar TKK Budidaya Jamur Pramuka Siaga :
Untuk Pramuka tingkat Penggalang
Untuk mencapai SKK Budidaya Jamur seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengenal sedikitnya 6 (enam) macam jamur yang dapat dimakan dengan terlebih dahulu ditunjukkan 6 (enam) macam jamur yang dapat dimakan, bentuknya dan nama daerahnya antara lain jamur tiram putih, jamur tiram cokelat, jamur kuning, jamur payung, jamur merang.
  2. Mengetahui dan dapat memilih bahan media tumbuh jamur serta persyaratan tumbuhnya dengan terlebih dahulu diberikan pengetahuan tentang bahan media jamur antara lain jerami, dedak halus, kapur tembok, serbuk gergaji, urea, gips, TSP, serta persyaratan tumbuhnya terutama kelembaban.
  3. Mengikuti kegiatan budidaya jamur secara sendiri maupun bersama-sama dengan terlebih dahulu diberi penjelasan baik sendiri maupun bersama-sama dalam kegiatan membantu menyiapkan media tumbuh jamur.
Gambar TKK Budidaya Jamur Pramuka Penggalang :
Untuk Pramuka tingkat Penegak
Untuk mencapai SKK Budidaya Jamur seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Dapat menjelaskan manfaat jamur bagi kesehatan dan merupakan usaha yang menguntungkan, dengan terlebih dahulu diberikan pengetahuan dan penjelasan jenis jamur yang bermanfaat bagi kesehatan dan dapat dijadikan mata pencaharian.
  2. Memahami dan dapat menjelaskan cara pembibitan jamur dengan ditugaskan untuk melihat dan mengamati cara-cara membibit jamur dengan media tertentu.
Gambar TKK Budidaya Jamur Pramuka Penegak :
Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Budidaya Jamur seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mampu menghitung/menganalisis usaha budidaya jamur denga terlebih dahulu dilatih untuk menghitung laba/rugi dalam usaha budidaya jamur.
  2. Mampu melaksanakan budidaya jamur mulai dari pembibitan sampai panen dengan syarat telah mengembangkan usaha budidaya jamur sedikitnya sampai 1 (satu) kali panen dan upaya pemeliharaan serta usaha pencegahan/penanggulangan hama penyakit jamur.
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Budidaya Jamur.
Gambar TKK Budidaya Jamur Pramuka Pandega :
SKK & TKK Persuteraan Alam
Untuk Pramuka tingkat Siaga
Untuk mencapai SKK Persuteraan Alam seorang Pramuka Siaga harus
  1. Mengetahui tentang ulat sutera sebagai serangga yang berguna dengan terlebih dahulu diberi penjelasan bahwa ulat sutera adalah merupakan sejenis serangga yang sudah menjadi sahabat manusia kerena dapat memberikan hasil berupa benang sutera untuk dibuat pakaian yang indah dan halus.
  2. Mengetahui bahwa ulat sutera adalah binatang yang lucu, lembut dan tidak membuat kulit gatal dan juga tidak menggigit dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan bahwa bayi ulat sutera yang baru menetas, bila diberi makan daun murbei akan tumbuh lucu, jinak, kulitnya halus tidak berbulu. Karena telah menjadi sahabat manusia, maka ulat sutera sudah tidak dapat mencari makannya sendiri di alam, sehingga untuk hidup dan berkembang biak harus dipelihara manusia.
  3. Mengenal ulat suteradan bentuk daun murbei yang menjadi pakannya dengan terlebih dahulu diperagakan melalui gambar-gambar atau melihat langsung sehing ga anak-anak mengenal bentuk ulat sutera, bentuk tanaman dan daun murbei.
  4. Pernah melihat ulat sutera dan bentuk tanaman murbei, ulat sutera dan tanaman murbei diperagakan secara langsung dan dibujuk agar anak-anak berani memegang ulat sutera.
Gambar TKK Persuteraan Alam Pramuka Siaga :
Untuk Pramuka tingkat Penggalang
Untuk mencapai SKK Persuteraan Alam seorang Pramuka Penggalang  harus :
  1. Mengerti manfaat ulat sutera yang dapat dipelihara/dibudidayakan untuk menambah penghasilan keluarga dengan terlebih dahulu diberi penjelasan secara sederhana agar secara bertahap tahu, mengerti dan dapat menjelaskan manfaat ulat sutera dan budidayanya.
  2. Mengerti cara-cara menanam dan memelihara murbei dengan terlebih dahulu diberi penjelasan cara-cara menanam dan memelihara murbei.
  3. Mampu menyeleksi/memilih kokon yang baik dengan terlebih dahulu diperlihatkan dan dijelaskan cara memilih kokon yang baik, rusak dan kokon mati sehingga dapat memilih/menyeleksi sendiri maupun bersama-sama.
Gambar TKK Persuteraan Alam Pramuka Penggalang  :
Untuk Pramuka tingkat Penegak
Untuk mencapai SKK Persuteraan Alam seorang Pramuka Penegak  harus
  1. Mengikuti kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman murbei dengan cara dlatih/praktek secara langsung menanam dan memelihara tanaman murbei secara sendiri maupun bersama-sama.
  2. Mengikuti kegiatan pemeliharaan ulat sutera dengan cara secara sendiri maupun bersama-sama melakukan pemeliharaan ulat sutera.
  3. Dapat menjelaskan usaha budidaya persuteraan alam sebagai usaha yang menguntungkan, dari teori maupun praktek diharapkan selanjutnya dapat memberikan penjelasan usaha budidaya persuteraan alam sebagai mata pencaharian.
  4. Mengerti dan pernah melihat proses pemintalan kokon untuk menghasilkan benang sutera, Setelah diberi petunjuk dan mengamati proses pemintalan kokon sampai menghasilkan benang sutera.
Gambar TKK Persuteraan Alam Pramuka Penegak :
Untuk Pramuka tingkat Pandega
Untuk mencapai SKK Persuteraan Alam seorang Pramuka Pandega harus
  1. Mampu menghitung atau menganalisis usaha persuteraan alam dengan terlebih dahulu dilatih menghitung laba/rugi dalam usaha persuteraan alam.
  2. Dapat mengusahakan budidaya persuteraan alam sedikitnya 2 (dua) periode dengan melaksanakan penanaman murbe i dan memelihara ulat sutera sedikitnya 2 (dua) periode.
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Persuteraan Alam.
Gambar TKK Persuteraan Alam Pramuka Pandega :
Sumber :
  • Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka, No. 63 tahun 1966 tentang Penyempurnaan Syarat-sayarat & Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kehutanan
  • Keputusan Pimpinan Saka Wanabakti Tingkat Nasional,  No. 125/PSWB/VIII/1977 tentang Susunan Tim Penyusun Buku Syarat-syarat & Tanda Kecakapan Khusus Saka Wanabakti.






SKK & TKK Wanabakti (jenis & proses pencapaianya)

Golongan Peserta Didik
Syarat Kecakapan Khusus & Tanda Kecakapan Khusus Wanabakti dapat ditempuh dan diraih oleh Pramuka golongan Siaga, Penggalang, Penegak atau Pandega. Setiap golongan memiliki syarat kecakapan yang berbeda-beda dan dibedakan pula bentuk gambar tanda kecakapannya.
Jenis SKK & TKK Wanabakti
  1. Syarat & Tanda Kecakapan Khusus Kehutanan Umum
  2. Syarat & Tanda Kecakapan Khusus Krida Tata Wana, yang terdiri dari : (1) SKK & TKK Perisalahan Hutan (2) SKK & TKK Pengukuran dan Pemataan Hutan, (3) SKK & TKK Penginderaan Jauh, (4) SKK & TKK Krida Tatawana
  3. Syarat & Tanda Kecakapan Khusus Krida Gunawana, yang terdiri dari : (1) SKK & TKK Pengenalan Jenis Pohon, (2) SKK & TKK Pencacahan Pohon, (3) SKK & TKK Pengukuran Kayu, (4) SKK & TKK Kerajinan Hasil Hutan, (5) SKK & TKK Pengolahan Hasil Hutan, (6) SKK & TKK Penyulingan Minyak Astiri, (7) SKK & TKK Krida Gunawana.
  4. Syarat & Tanda Kecakapan Khusus Kida Binawana, yang terdidi dari : (1) SKK & TKK Konservasi Tanah & Air, (2) SKK & TKK Pembenihan, (3) SKK & TKK Pembibitan, (4) SKK & TKK Penanaman & Pemeliharaan Tanaman, (5) SKK & TKK Perlebahan, (6) SKK & TKK Budidaya Jamur, (7) SKK & TKK Persuteraan Alam, (8) SKK & TKK Binawana.
  5. Syarat & Tanda Kecakapan Khusus Krida Reksawana, yang terdiri dari : (1) SKK & TKK Keragaman Hayati, (2) SKK & TKK Konservasi Kawasan, (3) SKK & TKK Perlindungan Hutan, (4) SKK & TKK Konservasi Jenis Satwa, (5) SKK & TKK Konservasi Jenis Tumbuhan, (6) SKK & TKK Pemanduan, (7) SKK & TKK Penelusuran Gua, (8) SKK & TKK Pendakian, (9) SKK & TKK Pengendalian Kebakaran Hutan, (10) SKK & TKK Pengamatan Satwa, (11) SKK & TKK Penangkaran Satwa. (12) SKK & TKK Pengendalian Perburuan, (13) SKK & TKK Pebudidayaan Tumbuhan, (14) SKK & TKK Krida Tatawana
 Proses Pencapaian TKK Wanabakti
  • Setiap Pramuka yang ingin memperoleh/memiliki tanda kecakapan khusus harus melalui proses pencapaian dengan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.
  • Syarat-syarat pencapaian yang telah ditetapkan tersebut dapat dipenuhi setelah mengikuti pelatihan yang dilakukan bersama Pembina/Instruktur yang telah ditetapkan. Pembina/Instruktur/Pelatih dalam proses penyelenggaraan pelatihan harus berpegang pada prinsip-prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan.

Metode Pelatihan
Sebagai pegangan metode pelatihan untuk setiap golongan dapat digunakan pegangan sebagai berikut:
  • Metode pelatihan untuk golongan Siaga, antara laian : ceramah/cerita, peragaan/visualisasi,    kunjungan/wisata
  • Metode palatihan untuk  golongan Penggalang, antara lain : ceramah, peragaan/visualisasi, kunjungan/wisata, diskusi.
  • Metode pelatihan untuk golongan Penegak, antara lain : ceramah, peragaan/visualisasi, kunjungan/wisata, diskusi, praktek keahlian
  • Metode pelatihan untuk golongan Pandegaa : mendengar ceramah, melihat peragaan/visualisasi, mengunjungi obyek, diskusi, praktek Keahlian, analysis usaha, pelaporan
Setiap jenis metode di atas oleh Instruktur/Pelatih harus kreatf imenyesuaikan dengan kejiwaan dan menimbulkan minat melalui pengembangan sedemikian rupa sehingga peserta didik diajak belajar sambil bermain, sehingga selalu gembira dan selalu ingin datang belatih.

Penguiian Kecakapan
  • Dilakukan secara perorangan
  • Untuk mata kegiatan berkelompok, pengujian tetap dilakukan secara perorangan
  • Memperhatikan perbedaan usia, perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
  • Dilakukan di lapangan dalam bentuk praktek, secara praktis, menarik, dan menyenangkan
  • Waktu pengujian diatur oleh Pembina/Instruktur yang bersangkutan atau disepakati bersama antara peserta didik dan Pembina/Instruktur, misalnya pada waktu latihan rutin, acara wisata atau kegiatan-kegiatan tertentu.
  • Dilakukan secara langsung (diketahui peserta didik) atau tidak langsung (tidak disadari oleh peserta didik).
  • Mengutamakan nilai materi, baru kemudian nilai formil
  • Dilakukan oleh Instruktur atau orang yang dianggap mampu
  • Mengutamakan keselamatan serta latar belakang kehidupan peserta didik yang diuji.
  • Memperhatikan kemampuan dan sarana yang ada serta keadaan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Pemberian Sertifikat
Tanda lulus dari penguji :
  • Diberikan oleh penguji/Instruktur kepada peserta didik, setelah dinyatakan lulus
  • Diketahui oleh Pamong Saka atau Pembina Satuan
Sertifikat:
  • Berdasarkan tanda lulus, Pinsaka Cabang/Ranting memberikan Sertifikat Tanda Kecakapan Khusus (TKK) kepada Pramuka Pandega.
  • Sertifikat Tanda Kecakapan Khusus (TKK) merupakan bukti keterampilan Pramuka Pandega yang dapat digunakan untuk mendayagunakan keterampilannya baik berwirausaha maupun bekerja di tempat lain.
  • Sertifikat dibuat oleh Ketua Pinsaka Cabang/Ranting dan diketahui oleh Ketua Pinsaka Daerah.
  • Tata Administrasi dalam pemberian Sertifikat, diatur sebagai berikut :
  • Sertifikat diberi Nomor, dengan jumlah 7  (tujuh) digit, sbb :
  • Nomor Sertifikat berulang pada tiap tahun.
  • Setiap Sertifikat yang keluar dicatat dalam buku mutasi keanggotaan oleh : (1)    Dewan Saka (2)    Pinsaka Tingkat Cabang / Ranting.   
  • Pada dasarnya pemberian Sertifikat diupayakan bertepatan dengan acara seremonial tertentu, misalnya: Hari Pramuka, Pembukaan Perti, Pembukaan Kursus-kursus.
Penyematan/Pemberian Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
  • Penyematan TKK dilakukan pada suatu Upacara Penyematan TKK
  • Upacara Penyematan TKK dapat dilakukan seperti upacara kenaikan tingkat
  • Waktu pelaksanaan upacara penyematan TKK dapat dilakukan bersama-sama dengan peristiwa penting lainnya 
Selamat berlatih, Jadilah kader pelestari hutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik
Sumber :
  • Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka, No. 63 tahun 1966 tentang Penyempurnaan Syarat-sayarat & Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kehutanan
  • Keputusan Pimpinan Saka Wanabakti Tingkat Nasional,  No. 125/PSWB/VIII/1977 tentang Susunan Tim Penyusun Buku Syarat-syarat & Tanda Kecakapan Khusus Saka Wanabakti.
SKK & TKK Wanabakti Krida Tatawana untuk Pramuka S,G,T,D

SKK & TKK Kridatatawana, terdiri dari :
  1. SKK & TKK Perisalah Hutan
  2. SKK & TKK Pengukuran & Pemataan Hutan
  3. SKK & TKK Penginderaan Jauh
01. SKK &  TKK Perisalah Hutan
Untuk Golongan Pramuka  Siaga
  • Ditiadakan
Untuk Golongan Pramuka  Penggalang
Untuk memenuhi  SKK Perisalah Hutan, maka seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Pernah masuk hutan, dengan cara para Instruktur mengajak masuk ke salah satu hutan, baik hutan alam maupun hutan buatan dengan penjelasan.
  2. Mengenal beberapa fungsi hutan, dengan cara dijelaskan mengenai fungsi hutan.
  3. Mengenal peralatan dalam perisalahan hutan, dengan cara diperkenalkan dengan peralatan perisalahan hutan antara lain : kompas, phi-band, caliper, haga-meter, christen-meter.
  4. Maengenal beberapa macam peta yang digunakan dalam perisalahan hutan, dengan cara diperkenalkan beberapa peta yang digunakan dalam perisalahan hutan antara lain peta topografi, peta rupa bumi dan peta tematik.
Gambar TKK Perisalah Hutan untuk Pramuka Penggalang
  
Untuk Golongan Pramuka  Penegak

Untuk memenuhi SKK Perisalah Hutan, maka seorang Pramuka Penegak haru :
  1. Mengenal beberapa dasar perisalahan hutan, dengan cara terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai gambaran umum perisalahan hutan, satuan ukuran dan beberapa istilah dalam perisalahan hutan antara lain: tinggi pohon bebas cabang, diameter tajuk, diameter pohon setinggi dada, luas penampang
  2. Mengetahui maksud dan tujuan perisalahan hutan, dengan cara diberiknn penjelasan mengenai arti, maksud dan tujuan kegiatan perisalahan hutan; fungsi dan type hutan secara umum, penjelasan tentang beberapa teori dasar pengukuran tinggi pohon, diameter dan kelerengan tanah/lahan.
  3. Dapat mempergunakan beberapa peralatan perisalahan hutan, dengan cara diberikan penjelasan mengenai penggunaan kompas untuk mengetahui arah dan penjelasan lainnya sehingga mampu mengukur dimeter, pohon, tinggi pohon, kelerengan suatu areal dan mengukur tinggi tempat.
  4. Dapat membaca beberapa jenis peta yang dipergunakan dalam perisalahan hutan, dengan cara diberikan penjelasan mengenai cara membaca peta yang dipergunakan dalam perisalahan hutan, antara lain informasi tepi peta, legenda, skala dan tanda-tanda lainnya yang tergambar di dalam peta.

Gambar TKK Perisalah Hutan untuk Pramuka Penegak
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk Mencapai SKK Perisalah Hutan, seorang Pramuka Pandega haru :
  1. Mengenal beberapa type hutan, dengan cara dikenalkan melalui penjelasan dan atau mendatangi hutan yang ada di daerah yang bersangkutan antara lain hutan hujan tropika, hutan musim, hutan rawa, hutan bakau, hutan pantai, dan hutan tanaman.
  2. Dapat mempergunakan peralatan perisalahan hutan, dengan cara dilatih terlebih dahulu cara mempergunakan seluruh peralatan perisalahan hutan.
  3. Dapat membuat rencana perisalahan hutan, dengan cara terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai beberapa teori dasar perisalahan hutan (sampling, intensitas sampling, harga rata-rata, lndeks Nilai Penting), sehingga mampu membuat rencana risalah hutan antara lain: rencana jalur ukur, menyusun peta kerja dan membuat jadwal pelaksanaan.
  4. Dapat melaksanakan kegiatan perisalahan hutan, dengan cara terlebih dahulu dilatih bersama melaksanakan perisalahan hutan, antara lain mengorganisir Tim Kerja Lapangan, menentukan posisi dan membuat petak ukur di lapangan, dan mengumpulkan data hasil perisalahan hutan dan menganalisanya.
  5. Mampu membuat laporan risalah hutan, dengan cara terlebih dahulu dilatih membuat laporan hasil perisalahan hutan berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan yang isinya antara lain: areal berhutan dan tak berhutan, potensi/volume kayu, memperhitungkan simpangan bakunya, analisa terhadap permasalahan dan usulan bagaimana pemecahannya.
  6. Pernah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Perisalahan Hutan.
Gambar TKK Perisalah Hutan untuk Pramuka Pandega
02. SKK & TKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan
Untuk Golongan Pramuka  Siaga
Untuk mencapai SKK Pengukuran dan Pemataan Hutan, seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal arah mata angin, dengan cara terlebih dahulu diperkenalkan 4 arah mata angin yang utama (utara, selatan, timur dan barat), apabila salah satu arah mata angin diketahui, maka harus dapat menentukan arah mata angin yang lainnya.
  2. Mengenal beberapa peralatan pengukuran dan pemetaan, dengan cara terlebih dahulu diperkenalkan dengan kompas dan diminta untuk menunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat serta diperkenalkan dengan alat pita ukur (meteran) dan dilatih mengukur panjang dan lebar suatu lapangan.
  3. Mengenal denah suatu tempat, dengan cara terlebih dahulu dikenalkan cara-cara membaca denah yang dapat menunjukkan suatu tempat tertentu.
Gambar TKK Pengukuran dan Pemetaan  Hutan untuk Pramuka Siaga
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
Untuk mencapai SKK Pengukuran dan Pemataan Hutan, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengetahui beberapa alata t ukur arah dan jarak, denga cara terlebih dahulu diperlihatkan dan dijelaskan alat ukur antara lain: kayu ukur, pita ukur kain/ fiber/baja, kompas, Theodolith Nol (T.0), Theodolith 1 (T.1).
  2. Mengetahui besar ukuran dalam bidang pengukuran, dengan cara terlebih dahulu  dilatih untuk dapat mengetahui satuan-satuan bagian pengukuran seperti meter, kilometer, derajat, menit dan detik.
  3. Dapat mengukur sebidang tanah dengan alat ukur sederhana, dengan cara terlebih dahulu dilatih kegiatan mengukur dan membaca sketsa/gambar melalui praktek di lapangan untuk pengukuran menggunakan alat ukur kompas dan tali ukur, membuat sketsa gambarnya berdasarkan skala.
  4. Mengenal beberapa macam peta, dengan cara terlebih dahulu diberi penjelasan menggunakan peta dasar dan peta tematik.
Gambar TKK Pengukuran dan Pemetaan  Hutan untuk Pramuka Penggalang
Untuk Golongan Pramuka Penegak
Untuk mencapai SKK Pengukuran dan Pemataan Hutan, seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Mengerti dan dapat menggunakan alat ukur tanah.
  2. Mengerti dan dapat menjelaskan alat ukur tanah.  (penjelasan untuk no. 1 s/d 2) adalah dengan terlebih dahulu dilatih dan dibimbing menggunakan alat ukur tanah seperti Theodolith Nol (T.O), selanjutnya diberi petunjuk menggunakan alat ukur tanah seperti Theodolith Nol (T.O) untuk mengukur jarak, sudut miring dan azimuth dan dapat menuliskan data pembacaan data tersebut kebuku ukur, kemudinn menghitung jarak datar dari data pembacaan rambu, jarak miring, sudut miring dan azimuth.
  3. Mampu membaca peta antara lain menentukan koordinat geografis, ketinggian tempat, kelas lereng dari kontur dan perkiraan vegetasi di atas peta, dengan terlebih dahulu dilatih dan dijelaskan cara-cara pembacaan peta antara lain menguasai keterangan informasi tepi peta seperti judul peta, skala, arah utara, legenda, angka-angka koordinat geografis, diagram lokasi/peta, situasi, sumber data dan pembuat peta, sampai dapat menentukan koordinat geografis suatu titik di atas pefa; menentukan perkiraan ketingian suatu tempat; menentukan kelas lereng dalam suatu bidang dari garis kontur pada peta serta memperkirakan vegetasi pada suatu tempat di atas peta.
Gambar TKK Pengukuran dan Pemetaan  Hutan untuk Pramuka Penegak
  
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk mencapai SKK Pengukuran dan Pemataan Hutan, seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mengetahui latar belakang, tujuan dan manfaat pengukuran dan pemetaan hutan serta pengukuhan hutan, dengan cara terlebih dahulu diberikan penjelasan dan latar belakang, tujuan dan manfaat kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan, serta pengukuhan hutan.
  2. Mampu melaksanakan pengukuran dengan cara poligon kompas di lapangan, dengan cara terlebih dahulu dilatih dengan mempraktekkan pengukuran poligon kompas suatu bidang (minimal 4 titik/dua kali alat berdiri) sehingga mampu mengetahui besarnya koreksi yang harus diberikan terhadap hasil.
  3. Mampu mengolah data hasil pengukuran, dengan cara terlebih dahulu dilatih praktek menghitung koordinat titik-titik poligon dengan skala tertentu sampai menyajikan hasil pengolahan data pengukuran dalam bentuk peta opdracht/konsep dengan skala tertentu.
  4. Mampu menyajikan peta hasil ukuran, dengan cara terlebih dahulu dilatih menganalisa hasil ukuran dan membetulkan hasil ukuran (koreksi peta), menghitung luas hasil suatu pengukuran sampai membuat peta hasil ukuran sesuai dengan kaidah-kaidah kartografis perpetaan.
  5. Dapat membuat Iaporan hasil pengukuran dan pemetaan hutan, dengan cara terlebih dahulu dilatih dan dibimbing membuat laporan pengukuran dan perpetaan hutan berdasarkan hasil-hasil pengukuran pada bentuk peta.
  6. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan.
Gambar TKK Pengukuran dan Pemetaan  Hutan untuk Pramuka Pandega
03. SKK &  TKK Penginderaan Jauh
Untuk Gilongan Pramuka Siaga
Ditiadakan
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
Untuk mencapai SKK Penginderaan Jauh, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengenal peralatan dan bahan penginderaan jauh, dengan terlebih dahulu diiperkenalkan untuk mengetahui peralatan dan bahan penginderaan jauh antara lain stereoskop cermin, stereoskop saku, paralox bar, planimeter, sketmaster.
  2. Mengenal dasar-dasar penginderaan jauh, dengan terlebih dahulu diperkenalkan dan dijelaskan tentang dasar-dasar penginderaan jauh antara lain: pengenalan secara garis besar tentang gambaran sekilas penginderaan jauh, contoh-contoh kegiatan penginderaan jauh, pentingnya kegiatan penginderaan jauh dalam bidang kehutanan.
  3. Mengenal bentuk/wujud penginderaan jauh, dengan terlebih dahulu diperkenalkan kepada produk/hasil penginderaan jauh antara lain potret udara, ste-reogram, citra satelit, citrara-dar, citra spot.
Gambar TKK Penginderaan Jauh  untuk Pramuka Penggalang
 
Untuk Golongan Pramuka Penegak
Untuk mencapai SKK Penginderaan Jauh, seorang Pramuka Penegak  harus :
  1. Mengetahui maksud/tujuan/arti penginderaan jauh, dengan cara terlebih dahulu diberikan penjelasan sampai mengerti maksud/tujuan/arti penginderaan jauh mengenal secara garis besar bagaimana potret udara/citra satelit diperoleh, mengenal seintas beberapa teori dasar penginderaan jauh (spektrum elektromagnetik, pantulan obyek di bumi terhadap gelombang tersebut), cara mendapatkan potret udara dan beberapa istilah dalam teori potret udara/cara mendapatkan citra satelit (orbit satelit, satelit yang dipergunakan, penyimpanan data dalam CCT, dsb).
  2. Dapat menggunakan beberapa peralatan penginderaan jauh, dengan cara terlebih dahulu diperkenalkan dan dilatih menggunaknn alat penginderaan jauh seperti stereoscope, paralax bar, planimeter dan sketmaster.
  3. Dapat mendeliniasi batas alam/vegetasi di atas potret udara dengan cara terlebih dahulu diberikan penjelasan dan dibimbing mendeliniasi sungai danau atau jalan hutan dan sebagainya dalam potret udara.
  4. Dapat menstratifikasi vegetasi di atas potret udara, dengan cara terlebih dahulu diberikan penjelasan cara-cara membedakan hutan, semak belukar dan lahan gundul (padang alang-alang, padang rumput) dan lain-lain pada potret udara.
Gambar TKK Penginderaan Jauh  untuk Pramuka Penegak
Untuk Golongan Pramuka  Pandega
Untuk mencapai SKK Penginderaan Jauh, seorang Pramuka Pandega  harus :
  1. Dapat menafsirkan hasil penginderaan jauh, dengan terlebih dahulu  diiberikan penjelasan dan latihan melaksanakan penafsiran, pengukuran suatu tinggi obyek pada potret udara, selanjutnya menganalisis citra satelit secara visual dan menaksir secara manual serta diberikan bimbingan untuk mengenali jenis pohon-pohon spesifik pada potret udara, dengan terlebih dahulu .
  2. Dapat membuat laporan hasil pelaksanaan penginderaan jauh dengan cara terlebih dahulu diibimbing untuk membuat laporan hasil penginderaan jauh berdasarkan hasil penafsiran penginderaan jauh.
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Penginderaan Jauh.
Gambar TKK Penginderaan Jauh  untuk Pramuka Pandega
Sumber :
  • Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka, No. 63 tahun 1966 tentang Penyempurnaan Syarat-sayarat & Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kehutanan
  • Keputusan Pimpinan Saka Wanabakti Tingkat Nasional,  No. 125/PSWB/VIII/1977 tentang Susunan Tim Penyusun Buku Syarat-syarat & Tanda Kecakapan Khusus Saka Wanabakti.
Lambang & Struktur Organisasi Saka Wanabakti
Bentuk
Lambang Saka Wanabakti berbentuk segilima sama sisi dengan panjang sisi 5 cm.
Isi
Isi lambing Saka Wanabakti terdiri dari :
  1. Gambar Lambang Kementrian  Kehutanan
  2. Gambar Lambang Gerakan Pramuka
  3. Tulisan dengan huruf besar berbunyi SAKA WANABAKTI
Warna
Warna Lambang Saka Wanabakti terdiri dari:
  1. Warna dasar coklat
  2. Warna gambar lambang Departemen Kehutanan hijau, biru, hitam
  3. Warna gambar lambang lambing Gerakan Pramuka kuning
  4. Warna tulisan hitam

 Arti kiasan lambang Saka Wanabakti
  1. Pohon hijau melambangkan hutan yang subur yang mempunyai berbagai fungsi dalam upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
  2. Pohon hitam melambangkan hutan yang produktif yang berfungsi sebagai sarana pendukung pembangunan nasional.
  3. Garis-garis lengkung biru melambangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air.
  4. Warna dasar coklat melambangkan tanah yang subur berkat adanya usaha konservasi tanah.
  5. Tunas kelapa kuning melambangkan kegemilangan generasi muda yang tergabung dalam Saka Wanabakti yang giat mendukung pembangunan hutan dan kehutanan serta pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
  6. Segilima melambangkan falsafah bangsa yaitu Pancasila yang merupakan azas tunggal bagi Saka Wanabakti.
  7. Keseluruhan lambing Saka Wanabakti ini mencerminkan anggota Satuan Karya Pramuka Wanabakti yang aktif membantu usaha pembangunan hutan dan kehutanan serta pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Struktur Organisasi
Sumber :
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 05 tahun 1984
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan SakaWanabakti
Satuan Karya Gerakan Pramuka (Fungsi & Bentuk Pendidikannya)
Pengertian 
Satuan karya pramuka disingkat saka, adalah wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan meningkatkan pengetahuan, kemempuan, keterampilan dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang kejuruan, serta meningkatkan motivasinya untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya, serta bekal pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan, dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
Tujuan
1.    Mengembangkan bakat, minat, pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman dalam
       bidang kejuruan tertentu.
2.    Meningkatkan motivasi melaksanakan kegiatan nyata dan produktif.
3.    Memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya.
4.    Memberi bekal bagi pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara guna menunjang
       pembangunan nasional. Sehingga dapat meningkatkan mutu dan tarf kehidupan serta dinamika
       gerakan pramuka, serta peranannya dalam pembangunan nasional.
Sasaran
1.    memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan yang dapat
       mendukung kehidupan dan penghidupannya atau pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa
       dan negara.
2.    meningkatkan kemantapan mental dan fisiknya
3.    memiliki rasa tanggungjawab atas dirinya, masyarakat, bangsa dan negara serta tanggungjawab
        kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.    memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan
       dalam hidupnya.
5.    dapat melaksanakan kepemimpinan yang bertanggungjawab, berdayaguna dan tepatguna.
6.    dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang positif, berdayaguna dan tepatguna sesuai
       dengan minat dan bakatnya.
7.    menjalankan secara nyata trisatya dan dasa darma.
Sifat 
Saka bersifat terbuka dan bersifat pendidikan luar sekolah sesuai dengan minat, kegemaran dan bakat para pemuda dan pramuka.
Fungsi
1.    Wadah pengenalan awal, pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan
       di bidang kejuruan tertentu.
2.    Sarana untuk pelaksanaan kegiatan nyata dan produktif, serta bakti kepada masyarakat.
3.    Pelengkap pendidikan kepramukaan di gugusdepan.
4.    Alat untuk mencapai tujuan gerakan pramuka.
Bidang-bidang Satuan Karya Pramuka (Saka)
1.    Saka Bahari, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman,
       keterampilan, kecakapan dan pengalamannya dibidang kebaharian.  Saka Bahari memiliki krida
       kegiatan (kelompok peminatan) : Krida Sumberdaya Bahari, Krida Jasa Bahari, Krida Wisata
       Bahari, Krida Reksa Bahari
2.    Saka Bakti Husada, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
       pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengalamannya dibidang kesehatan. Saka Bakti
       Husada memiliki krida kegiatan (kelompok peminaan) : Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida
       Bina Keluarga Sehat, Krida Penanggulangan Penyakit,     Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat,
       Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3.    Saka Bhayangkara, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
       pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengalamannya dibidang kebhayangkaraan
       (keamanan dan ketertiban masyarakat). Saka Bhayangkara memiliki krida kegiatan (kelompok
       peminatan) Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas),     Krida Lalu Lintas (Lantas),  Krida
       Pencegahan dan Penaggulangan Bencana (PPB), Krida Pengenalan Tempat Kejadian
       Perkara (PTKP)
4.    Saka Dirgantara, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan,
       pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengalamannya dibidang kedirgantaraan. Saka
       Dirgantara memliki krida kegiatan (kelompok peminatan) : Krida Olahraga Dirgantara, Krida
       Pengetahuan Dirgantara, Krida Jasa Kedirgantaraan
5.    Saka Keluarga Berencana, disingkat saka Kencana, satuan karya tempat peningkatan dan
       pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengalamannya
      di bidang kependudukan dan keluarga berencana. Saka Kencana memiliki krida kegiatan
      (kelompok peminatan) Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB
      dan KR), Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK),
      Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE), Krida Bina Peran
      Serta Masyarakat (PSM).
6.   Saka Tarunabumi, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman,
      keterampilan, kecakapan dan pengalamannya dibidang pertanian. Saka Tarunabumi memiliki krida
      kegiatan (kelompok peminatan) Krida Pertanian dan Tanaman Pangan, Krida Pertanian Tanaman
      Perkebunan, Krida Perikanan, Krida Peternakan, Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.
7.   Saka Wanabakti, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman,
      keterampilan, kecakapan dan pengalamannya dibidang kehutanan. Saka Wanabakti memiliki krida
      kegiatan (kelompok peminatan) Krida Tata Wana, Krida Reksa Wana, Krida Bina Wana, Krida
      Guna Wana
8.  Saka wirakartika, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman,
     ketrampilan dan kecakapan di bidang  bela negara. Saka Wirakartika memiliki krida kegiatan
     (kelompok peminatan) Krida Survival, Krida Pionering (Perintis), Krida Mountainering, Krida
     Navigasi Darat, Krida penanggulangan bencana alam
Satuan Karya Pramuka Dibidang Lainnya 
Bidang satuan karya pramuka lainnya dimungkinkan pembentukannya bila dianggap perlu dan sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, kondisi dan situasi pemuda dan masyarakat. Pembentukan dan pengesahan bidang satuan karya pramuka yang baru diusulkan dalam musyawarah nasional.
Sifat dan Ruang Lingkup Kegiatan
1.    Kegiatan saka adalah kegiatan dalam rangka pengenalan awal, pengembangan bakat dan
       kegemaran anggota gerakan pramuka dalam bidang kejuruan tertentu melalui proses pendidikan
       kepramukaan.
2.    Kegiatan yang tersebut  di atas harus menjurus kearah pengembangan dam pembinaan watak,
       mental, rohani, jasmani, bakat, pengetahuan, pengalaman, dan kecakapan yang bersangkutan dan
      dijalankan sebanyak mungkin dengan praktek dan secara praktis, dengan menggunakan system
      among dan dengan berdasarkan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
3.   Pendidikan yang berupa kegiatan itu dilaksanakan sebanyak mungkin dengan praktek, yaitu
      berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan kepada mereka untuk menerapkan sendiri
      pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan alat yang nyata.
4.   Pendidikan yang berupa kegiatan itu dilaksanakan secara praktis dan intensif, yaitu
      berkesinambungan, secara sederhana, mengandung banyak improvisasi, swadaya, tidak
      memerlukan biaya tinggi, mudah dilaksanakan dan dapat membawa hasil yang nyata.
Bentuk dan Macam Kegiatan
1.    Latihan saka secara berkala dilaksanakan diluar kegiatan/latihan gugusdepan anggota
       yang bersangkutan
2.    Diusahakan agar latihan ini tidak mengganggu latihan/kegiatan gugusdepan.
3.    Kegiatan khusus untuk kepentingan tertentu, misalnya persiapan lomba,ulang tahun saka,
       hari pramuka, dan lain-lain.
4.    Perkemahan bakti saka diikuti oleh anggota saka yang bersangkutan, dalam rangka
       membaktikan diri kepada masyarakat.
5.    Perkemahan antar saka diikuti oleh berbagai macam saka dalam rangka bertukar pengetahuan
       dan pengalaman.
Tingkat Kegiatan
1.    Latihan saka dan kegiatan khusus dilaksanakan ditingkat ranting dengan dipimpin oleh
       dewan saka, serta didampingi oleh pamong saka dan instruktur saka.
2.    Perkemahan bakti saka diselenggarakan di tingkat ranting, cabang dan daerah, sekurang-
       kurangnya sekali dalam satu kali masa bakti saka yang bersangkutan.
3.    Perkemahan antar saka, diselenggarakan ditingkat ranting, cabang, daerah, dan nasional
       sesuai dengan kepentingannya.
Sarana Kegiatan
1.    Pada dasarnya saka harus dapat menggunakan alat perlengkapan dan sarana setempat
       dalam melaksanakan kegiatannya.
2.    Untuk meningkatkan mutu kegiatan perlu diusahakan adanya sarana yang sesuai dengan
       keadaan dan kemampuan setempat.
3.    Dengan bantuan pimpinan saka dan kwartir, serta majelis pembimbing kwartir yang bersangkutan,
       pamong saka beserta instruktur saka mungusahakan adanya sarana yang memadai, baik dalam
      jumlah maupun mutunya.
Sumber :
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No : 32 tahun 1989
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Gerakan Pramuka
SKK & TKK Wanabakti Krida Gunawana untuk Pramuka S,G,T, D

SKK & TKK Krida Gunawana
  1. SKK & TKK Pengenalan Jenis Pohon
  2. SKK & TKK Pencacahan Pohon
  3. SKK & TKK Pengukuran Kayu
  4. SKK & TKK Kerajinan Hasil Hutan
  5. SKK & TKK Pengolahan Hasil Hutan
  6. SKK & TKK Penyulingan Minyak Atsiri

01. SKK & TKK Pengenalan Jenis Pohon
Untuk Golongan Pramuka Siaga
Untuk mencapai SKK Pengenalan Jenis Pohon, seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengetahui ciri-ciri pohon, dengan terlebih dahulu  diperkenalkan dan dijelaskan cirri pohon yaitu: pohon adalah tumbuhan berkayu.
  2. Dapat menyebutkan nama-nama 10 (sepuluh) jenis pohon hutan, dengan terlebih dahulu diperkenalkan dan diceritakan tentang jenis-jenis pohon antara lain: pohon jati, cemara, meranti, agathis, akasia, pinus, jabon, sengon, kayu putih, karet, cendana, dan jenis lain yang ada di sekitar peserta didik.
  3. Dapat mengenal manfaat 5 (lima) jenis pohon bagi masyarakat, dengan terlebih dahulu dikenalkan mengenai manfaat jenis pohon tersebut antara lain: (a) Pohon jati dipergunakan untuk alat-alat rumah tangga: lemari, kursi, meja dan bahan untuk membuat rumah. (b)   Pohon cendana dapat dibuat ukiran yang memiliki bau wangi.
Gambar TKK Pengenalan Jenis Pohon, untuk Pramuka Siaga  :
  
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
 Untuk mencapai SKK Pengenalan Jenis Pohon, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Dapat mengetahui bentuk pohon berdaun jarum dan pohon berdaun lebar, dengan terlebih dahulu dijelaskan dan dikenalkan secara visual ciri-ciri pohon berdaun jarum dan berdaun lebar.
  2. Dapat mengetahui nama pohon yang dilindungi, dengan terlebih dahulu dijelasknn kriteria dan sebab-sebab pohon dilindungi (tidak boleh ditebang).
  3. Dapat mengetahui cara pengenalan jenis pohon, dengan terlebih dahulu dijelaskan dan dilatih dengan melakuknn identifikasi pohon (pada batang dan daun).
Gambar TKK Pengenalan Jenis Pohon, untuk Pramuka Penggalang :
Untuk Golongan Pramuka Penegak
Untuk mencapai SKK Pengenalan Jenis Pohon, seorang Pramuka Penagak harus :
  1. Dapat menyebutkan 5 (lima) jenis pohon penghasil kayu, 5 (lima) jenis pohon penghasil buah, 2 (dua) jenis pohon penghasil minyak dan 2 (dua) jenis pohon penghasil getah-getahan.
  2. Mengenal 2 (dua) jenis pohon melalui praktek pengenalan jenis pohon, dengan terlebih dahulu dijelaskan dan dilakukan praktek pengenalan jenis pohon melalui pengenalan daun dan batang di tempat terbuka (misalnya di Arboretum).
Gambar TKK Pengenalan Jenis Pohon, untuk Pramuka Penegak :
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk mencapai SKK Pengenalan Jenis Pohon, seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Dapat menyebutkan 10 (sepuluh) jenis pohon penghasil kayu, 10 (sepuluh) jenis pohon penghasil buah, 3 (tiga) jenis pohon penghasil minyak dan 3 (tiga) jenis pohon penghasil getah-getahan.
  2. Mengenal 4 (empat) jenis pohon melalui praktek pengenalan jenis pohon.
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pengenalan jenis Kayu.  
Gambar TKK Pengenalan Jenis Pohon, untuk Pramuka Pandega  :
02. SKK & TKK Pencacahan Pohon
Untuk Golongan Pramuka Siaga
  • Ditiadakan
Untuk Golongan Pramuka Penggalang Penggalang
Untuk dapat mencapai SKK Pencacahan Pohon, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengenal arti Pencacahan Pohon atau Penghitungan Pohon, dengan terlebih dahulu dijelaskan arti pencacahan pohon, yaitu: dapat menghitung jumlah pohon pada suatu luasan tertentu.
  2. Mengenal beberapa peralatan pencacahan atau penghitungan pohon, dengan terlebih dahulu dijelaskan dan diperkenalkan dengan alat-alat pencacahan pohon antara lain: peta, kompas, christen meter, pi band, tali, cat, dan parang.
  3. Mengenal cara pencacahan atau penghitungan pohon, dengan terlebih dahulu dilatih dan dipraktekkan teknik atau cara menghitung semua jumlah pohon yang dilakukan oleh 1 (satu) regu pada luasan tertentu di hutan terdekat.
Gambar TKK Pencacahan  Pohon, untuk Pramuka Penggalang  :
Untuk Golongan Pramuka Penegak
Untuk dapat mencapai SKK Pencacahan Pohon, seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Mengenal tanda-tanda pencacahan pohon, dengan terlebih dahulu dilatih mengenal dan mengetahui pohon yang telah diberi tanda dengan cat sebagai tanda pencacahan.
  2. Dapat menggunakan peralatan pencacahan pohon, mengetahui metode/cara pencacahan pohon dengan terlebih dahulu dilatih menggunakan peralatan pencacahan pohon berupa: tallysheet, kertas kerja, tabel isi pohon dengan metode sensus dan sampling.
  3. Mampu menghitung kebutuhan atau keperluan pelaksanaan pencacahan pohon dengan terlebih dahulu dlatih menyusun rencana dan menentukan kebutuhan/keperluan pelaksanaan pencacahan pohon untuk waktu sekitar 1 (satu) minggu.
 Gambar TKK Pencacahan  Pohon, untuk Pramuka Penegak  :
Untuk seorang Pramuka  Pandega
Untuk dapat mencapai SKK Pencacahan Pohon, seorang Pramuka Pandega  harus :
  1. Menandai pohon yang telah dicacah.
  2. Dapat mempratekkan pencacahan pohon.
  3. Dapat membuat laporan hasil pencacahan pohon. Untuk mencapai Syarat No 1,2 dan 3 di atas terlebih dahulu dilatih melaksanakan pencacahan pohon setelah berlatih pembuatan batas blok petak tebangan selesai ditandai dengan patok setinggi 50 cm, dari jenis kayu awet/beton cor dan densebagainya, selanjutnya juga dilatih melakukan pencacahan pohon dalam 1 (satu) regu dengan membagi tugas setiap anggota regu. Pada akhirnya mampu membuat laporan dengan mengelompokkan data pohon hasil pencacahan.
  4. Telah membibing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pencacahan Pohon
Gambar TKK Pencacahan  Pohon, untuk Pramuka Pandega :
03. SKK & TKK Pengukuran Kayu
Untuk golongan Pramuka Siaga
Untuk mencapai SKK Pengukuran Kayu, seorang Pramuka Siaga, harus :
  1. Mengenal alat ukur kayu dengan terlebih dahulu  dikenalkan alat ukur berupa: scala stick dan pita ukur dan cara membacanya.
  2. Tahu apa saja yang diukur bundar (log) yaitu: diameter kayu dan panjangnya sehingga akan ditentukan besarnya isi kayu, dengan terlebih dahulu dijelaskan 2 (dua) hal yang perlu diukur bagi kayu.
  3. Mengerti perlunya pengukuran kayu dengan terlebih dahulu diceritakan tentang keadaan kayu dan pentingnya pengukuran untuk pendayagunaan secara optimal.
Gambar TKK Pengukuran Kayu untuk Pramuka Siaga  :
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
Untuk mencapai SKK Pengukuran Kayu, seorang Pramuka Penggalang  harus :
  1. Dapat menggunakan alat pengukur dengan terlebih dahulu dilatih dan dijelaskan cara menggunakan scala stick untuk mengukur diameter kayu dan pita ukur untuk mengukur panjang kayu.
  2. Dapat mengelompokkan kualitas kayu (growong/mata kayu) dengan terlebih dahulu dijelaskan menge nai nilai kualitas kayu dan cara memilih kayu yang baik dan yang buruk kualitasnya.
  3. Dapat membuat laporan hasil pengukuran kayu dengan terlebih dahulu dilatih dan dipraktekkan cara-cara membuat laporan hasil pengukuran yang berisikan: (a) Jumlah batang yang diukur. (b) Menyajikan volume kayu setiap jenis yang telah diukur.
Gambar TKK Pengukuran Kayu untuk Pramuka Penggalang :
Untuk Golongan Pramuka  Penegak
Untuk mencapai SKK Pengukuran Kayu, seorang Pramuka Penegak, harus :
  1. Dapat mempraktekkan mengukur (melakukan pengukuran) kayu bulat dengan terlebih dahulu dilatih menggunakan alat-alat ukur dan penggunaan tabel volume, tabel reduksi cacat bontos dan cacat gubal busuk berdasarkan keadaan kayu, diameter dan panjang.
  2. Dapat mengelompokkan kualitas kayu (growong/mata kayu) dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang pentingnya kualitas kayu dalam pemanfaatan dan perdagangan kayu dan penjelasan tentang cacat kayu growong, mata kayu, retak dan pecah.
  3. Dapat membuat Iaporan hasil pengukuran kayu dengan terlebih dahulu dilatih menghitung hasil pengukuran kayu termasuk pembuatan daftar kayu dan volumenya per sortimen kayu gergajian ataupun kayu bulat (log).
Gambar TKK Pengukuran Kayu untuk Pramuka Penegak :
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk mencapai SKK Pengukuran Kayu, seorang Pramuka Pandega, harus :
  1. Dapat menjelaskan pengaruh cacat kayu terhadap nilai suatu jenis kayu dengan terlebih dahulu dijelaskan tentang cacat-cacat kayu yang mempengaruhi dan dapat mengurangi volume kayu.
  2. Dapat menjelaskan pengukuran kayu dengan terlebih dahulu dilatih untuk mempraktekkan dan menjelaskan pengukuran kayu yang ditekankan pada ketepatan pengukuran.
  3. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pengukuran Kayu.
Gambar TKK Pengukuran Kayu untuk Pramuka Pandega :
04 SKK & TKK Kerajinan Hasil Hutan
Untuk Golongan Pramuka Siaga
Untuk mencapai SKK Kerajinan Hasil Hutan, seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal jenis-jenis kerajinan hasil hutan.
  2. Dapat menyebutkan 2 (dua) jenis kerajinan hasil hutan, untuk mencapai sayarat seperti no 1 dan 2 di atas maka harus terlebih dahulu diceritakan dan diperkenalkan berbagai jenis kerajinan hasil hutan misalnya: (a) Anyaman rotan, (b) Anyaman bambu, dan sebagainya. (c) sebanyak-banyaknya kerajinan hasil hutan yang ada di daerahnya.
  3. Dapat mengenal bahan baku kerajinan hasil hutan, dengan terlebih dahulu diceritakan dan diperkenalkan bahan baku yang digunakan untuk kerajinan hasil hutan yang dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: (a)  Kayu dan turunannya (triplek), kayu gergajian, kayu limbah. (b)    Non kayu (rotan, bambu)
  4. Dapat menyebutkan peralatan untuk membuat kerajinan hasil hutan dengan terlebih dahulu diperkenalkan berbagai peralatan dan bahan untuk membuat kerajinan antara lain: serut, gergaji, pahat, pelitur dan sebagainya serta cara menggunakannya.
Gambar TKK Kerajinan Hutan untuk Pramuka Siaga  :
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
Untuk mencapai SKK Kerajinan Hasil Hutan, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Dapat menggunakan peralatan kerajinan dan pertukangan dengan terlebih dahulu diperkenalkan dan dilatih menggunakan/mempraktekkan peralatan sesuai fungsinya, contohnya yaitu : ketam/serut untuk menghaluskan permukaan kayu gergajian sesuai keperluannya.
  2. Dapat mengenal pola/rancangan kerajinan hasil hutan dengan terlebih dahulu diperkenalkan dan dilatih cara membuat sebuah pola pembuatan barang kerajian misalnya: membuat pola/gambar patung/ukiran.
  3. Dapat membuat 1 (satu) barang kerajinan dengan terlebih dahulu dilatih dan dibimbing membuat barang kerajinan sederhana sesuai potensi di daerahnya masing-masing misalnya membuat anyaman tikar/bambu.
Gambar TKK Kerajinan Hasil Hutan untuk Pramuka Penggalang  :
Untuk Golongan Pramuka  Penegak
Untuk mencapai SKK Kerajinan Hasil Hutan, seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Dapat membuat/memelihara peralatan kerajinan dengan terlebih dahulu dilatih cara-cara membuat dan merawat alat agar tidak berkarat misalnya:  diasah, diberi minyak dan sebagainya.
  2. Dapat membuat salah satu pola/rancangan kerajinan hasil hutan dengan terlebih dahulu dilatih merancang salah satu kerajinan hasil hutan dan menjelaskan proses pembuatannya dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan imajinasi peserta didik.
  3. Dapat membuat 2 (dua) buah kerajinan bermutu dengan terlebih dahulu dilatih membuat kerajinan yang lebih halus dari yang umum dihasilkan.
Gambar TKK Kerajinan Hutan untuk Pramuka Penegak :
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk mencapai SKK Kerajinan Hasil Hutan, seorang Pramuka Pandega  harus :
  1. Dapat membuat peralatan sederhana untuk membuat kerajinan dengan terlebih dahulu dilatih cara-cara membuat alat sederhana pembuatan kerajinan hasil hutan antara lain berupa: pisau, pahat dan sebagainya agar dapat mandiri.
  2. Dapat meningkatkan kualitas kerajinan dengan terlebih dahulu dilatih cara-cara menghaluskan kerajinan dengan amplas, kemudian diplitur.
  3. Dapat membuat 3 (tiga) jenis kerajinan bermutu dengan terlebih dahulu dilatih dan dibimbing membuat kerajinan sesuai dengan potensi daerah masing-masing minimal 3 (tiga) jenis dengan hasil (kualitas) yang lebih bermutu dari pada produksi umumnya.
  4. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pengrajin Hasil Kayu.
Gambar TKK Kerajinan Hutan untuk Pramuka Pandega  :
05.   SKK &  TKK Pengolahan Hasil Hutan
Untuk Golongan Pramuka Siaga
Untuk mencapai SKK Pengolahan Hasil Hutan, seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Mengenal hasil hutan kayu dan non kayu.
  2. Dapat menyebutkan 5 (lima) macam hasil hutan. Untuk mencapai syarat no 1 dan 2 di atas maka perlu terlebih dahulu Diceritakan dan diperkenalkan beberapa hasil hutan kayu dan non kayu misalnya : Kayu : kayu bulat (gelondongan), kayu gergajian, kayu lapis. Non Kayu : rotan, madu, getah.
  3. Mengenal hasil hutan olahan dan kegunaannya dengan terlebih dahulu diperkenalkan beberapa olahan hasil hutan yaitu misalnya memperkenalkan sortimen kayu gergajian dan kegunaannya, antara lain: papan digunakan untuk pembuatan pintu rumah, lemari.
Gambar TKK Pengolahan Hasil  Hutan untuk Pramuka Siaga  :
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
Untuk mencapai SKK Pengolahan Hasil Hutan, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengetahui tata cara melakukan pengeringan hasil hutan kayu dan mengerti tujuannya dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan sampai mengerti tata cara pengeringan kayu dan tujuannya dengan cara antara lain pengeringan udara.
  2. Mengetahui tata cara melakukan pengawetan hasil hutan dan mengerti tujuannya dengan terlebih dahulu dijelaskan dengan melihat tata cara pengawetan dan tujuannya antara lain yaitu pengawetan kayu dengan memberi lapisan penutup .
  3. Mengetahui proses pengolahan hasil hutan kayu.
  4. Mengenal dan dapat menyebutkan cara-cara pengeringan dan pengawetan kayu. Untuk mencapai syarat no 3 dan 4 di atas dengan terlebih dahulu Dibawa ke industri kayu lapis dan diberi penjelasan proses pengolahan hasil hutan kayu sampai peserta didik dapat menyebutkan cara-cara pengeringan dan pengawetan antara lain dijemur dan dipanaskan pada temperatur tertentu.
Gambar TKK Pengolahan Hasil  Hutan untuk Pramuka Peggalang :
Untuk Golongan Pramuka Penegak
Untuk mencapai SKK Pengolahan Hasil Hutan, seorang Pramuka Penegak harus :
  1. Dapat mengetahui sifat-sifat fisika kayu, dengan terlebih dahulu dijelaskan dan dilatih untuk mengetahui sifat fisika kayu dan contoh-contohnya.
  2. Dapat menggambarkan tata letak mesin-mesin pengolahan hasil hutan kayu dengan terlebih dahulu diajak ke pabrik industri perkayuan untuk memperoleh penjelasan tujuan, urutan dan tata letak mesin-mesin pengolahan hasil hutan kayu.
  3. Dapat menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pengeringan, pengawetan hasil hutan dan penggunaan bahan pengawet, sesuai dengan kebutuhan jenis kayu yang diawetkan.
Gambar TKK Pengolahan Hasil  Hutan untuk Pramuka Penegak :
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk mencapai SKK Pengolahan Hasil Hutan, seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Dapat menjelaskan keseimbangan sumber bahan baku di hutan dengan kebutuhan pasar dengan terlebih dahulu diberi penjelasan potensi hutan dalam keadaan optimum, penyediaan bahan baku di hutan dan produksi sesuai permintaan pasar.
  2. Dapat menjelaskan upaya-upaya pelaksanaan industri hasil hutan secara optimal dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang hubungan antara hutan dan sumber bahan baku, kapasitas industri dan permintaan pasar.
  3. Dapat menjelaskan akibat yang timbul karena pelaksanaan industri hasil hutan antara lain: pengeringan dan pengawetan dengan menggunakan bahan beracun berbahaya dengan terlebih dahulu diberi penjelasan dan diskusi dampak negatif lingkungan industri hasil hutan dengan melihat langsung dampak tersebut.
  4. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Pengolahan Hasil Hutan.
 Gambar TKK Pengolahan Hasil  Hutan untuk Pramuka Pandega  :
06.    SKK& TKK Penyulingan Minyak Atsiri
Untuk Golongan Pramuka Siaga
Untuk mencapai SKK Penyulingan Minyak Astiri, seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Dapat mengenal 3 (tiga) contoh minyak atsiri dengan terlebih dahulu diceritakan dan diperkenalkan 3 (tiga) jenis minyak atsiri misalnya : minyak kayu putih, minyak kenari dan minyak tengkawang.
  2. Dapat mengenal 2 (dua) jenis tanaman penghasil minyak atsiri dengan terlebih dahulu diperkenalkan 3 (tiga) jenis tanaman penghasil atsiri misalnapya daun pohon kayu putih untuk memperoleh minyak kayu putih dan pohon eucalyptus untuk mendapatkan minyak eucalyptus.
Gambar TKK Penyulingan Minyat Atsiri untuk Pramuka Siaga  :
Untuk Golongan Pramuka Penggalang
Untuk mencapai SKK Penyulingan Minyak Astiri, seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Dapat menceritakan proses penyulingan dan dapat menghitung rendemen dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan dan melihat proses penyulingan dan penghitungan rendemen dengan cara membagi output (produksi) dengan input.
  2. Mengenal beberapa peralatan penyulingan dan cara penyulingan dengan terlebih dahulu diperkenalkan peralatan penyulingan antara lain ketel, kukus, tungku dan melihat proses penyulingan secaru sederhana (misal penyulingan dengan cara dikukus), peralatan penyulingan misalnya ketel, tungku.
 Gambar TKK Penyulingan Minyat Atsiri untuk Pramuka Penggalang :
Untuk Golongan Pramuka  Penegak
Untuk mencapai SKK Penyulingan Minyak Astiri, seorang Pramuka Penegak  harus :
  1. Dapat mempraktekkan penyulingan minyak atsiri dengan terlebih dahulu dilatih untuk menjelaskan dan memperaktekkan proses pembuatan secara sederhana pembuatan penyulingan minyak atsiri tumbuhan tertentu (sesuai potensi daerah).
  2. Mengetahui cara pemeliharaan peralatan penyulingan dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan dan mempraktekkan bagaimana memelihara alat penyulingan antara lain : ketel uap, pipa saluran penyulingan, bak pendingin.
Gambar TKK Penyulingan Minyat Atsiri untuk Pramuka Panegak :
Untuk Golongan Pramuka Pandega
Untuk mencapai SKK Penyulingan Minyak Astiri, seorang Pramuka Pandega  harus :
  1. Mengerti dan dapat menjelaskan kegunaan minyak atsiri dengan terlebih dahulu dilatih menjelaskan kegunaan dan manfaat minyak atsiri yang beredar umum dan diperdagangkan.
  2. Telah membimbing sedikitnya seorang Penegak memperoleh TKK Penyulingan Minyak Atsiri
 Gambar TKK Penyulingan Minyat Atsiri untuk Pramuka Pandega
Lihat Entri/Topik Terkait

Sumber :
  • Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka, No. 63 tahun 1966 tentang Penyempurnaan Syarat-sayarat & Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kehutanan
  • Keputusan Pimpinan Saka Wanabakti Tingkat Nasional,  No. 125/PSWB/VIII/1977 tentang Susunan Tim Penyusun Buku Syarat-syarat & Tanda Kecakapan Khusus Saka Wanabakti.
Tali temali : simpul tambat, simpul penarik, simpul tarik, simpul hidup, simpul laso, simpul gulung, simpul tiang berganda, simpul turki
Simpul Tambat
Guna : Menarik/menyerat balok
Cara pembuatan :
  • Gambar 1 :  Perhatikan permulaan pembuatan tali ini
  • Gambar 2 : ujung b belitkan beberapa kali pada badan tali
  • Gambar 3 : Tariklah a dan kemudian simpul yang telah jadi ditekan agar kuat.
Simpul Penarik
   
Cara Pembuatan :
Lihat gambar 1, pada bagian tali A masukkan kedalam lubang menurut arah panah, sehingga akhirnya akan tampak seperti pada gambar 2.
Cara Penggunaan :
Lihat gambar 3
Simpul Tarik
Kegunaan :
  • Mengikatkan tali pengikat binatang pada tiang/pohon dan mudah dilepaskan kembali.
  • Untuk turun ke jurang/lembah atau turun dari atas pohon.
Cara Pembuatan :
  • Buat sosok dan dekatkan pada tiang/pohon yang akan digunakan untuk ikatan.
  • Lingkarkan salah satu bagian tali (bagian yang panjang) dan bentuklah ikatan sosok seperti pada gambar 2 dan 3
  • Tariklah sosok tali agar menjadi kuat.
Simpul Hidup
Kegunaan : untuk mengikatkan tali pada tiang dan mudah dilepaskan kembali.
Simpul Laso
Kegunaan :
Menjerat Binatang Buas
Cara Pembuatan :
  • Buat sosok seperti pada gambar 1
  • Ujung b dimasukan melalui sosok O sehingga menjadi laso yang kita kehendaki
  • Supaya membuatnya lebih cepat, maka  ujung b lebih baik diatruh pada sosok O dahulu sebelum simpul dibuat.
Simpul Gulung
Kegunaan :
untuk diikatkan pada tali penarik agar orang lain dapat membantu menarik jika beban yang ditarik sangat berat dan tidak kuat ditarik oleh 1 orang.

Simpul Tiang Berganda
Kegunaan :
Mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya yaitu menurunkan orang dari atas ke bawah.
Cara pembuatan :
  • Seperti membuat simpul tiang, hanya saja a dimasukkan dua kali ke dalam sosok, seperti terlihat pada gambar 1,2 dan 3
  • Gambar 4 : menunjukan gambar simpul tiang berganda yang telah selesai dibuat
  • Gambar 5 : cara penggunaan simpul tiang berganda untuk menaikan/menurunkan orang. 

Simpul Turki
Kegunaan :
Simpul ini dapat digunakan untuk menghias sa[u lidi dan juga jika dilepas dapat juga digunakan untuk cincin setangan leher.

Cara pembuatan :
  • Gambar 1 :Sisipkan  lingkaan sosok B ke bawah lingkaran sosok A sehingga berada di atasnya.
  • Gambar 2 : Masukan C kebawah B hingga dengan demikian akan tampak seperti yang terlihat pada gambar 2.
  • Gambar 3 : Akhirnya anyamkan C dan D menurut jalinan yang sudah dibuat, sehingga akan menjadi anyaman seperti tampak pada gambar 3.